Mudik
Mudikku kian tak asik. Tahun lalu aku tak pulang bapak sendirian, tahun ini ku niatkan untuk pulang agar bapak tak sendirian tapi malah aku yang sekarang ditinggalkan.
Salahku apa Tuhan ? Kenapa sakit sekali harus ditinggalkan setelah semua yang ku kerjakan, Alhamdulillah aku sudah lulus, tugasku sudah selesai sedikit demi sedikit, tapi bagiku belum cukup. Terakhir kali kami ngobrol 'iya kan mau nikah' sambil tertawa melihat bapak yang duduk dengan infus disebelahnya 'nikah..nikah.. bales jasa orang tua dulu lah' jawab bapak yang ternyata itu bohong. Gimana pak aku mau bales budi kalo bapak pun udah gada ? Aku sayang bapak, mungkin doaku salah tapi aku tak mau merepotkan banyak orang dan akupun gamau liat bapakku sakit lagi. Aku beruntung masih bisa disamping bapak untuk hari hari terakhirnya meskipun hanya 2 hari.
Aku masih ganyangka kalo tahun ini benar benar lebaran yang paling memuakkan. Bapak kuat sekali menahan sakit, gagal ginjal stadium 5, penyakit pembunuh yang gamain-main. Bahkan setelah hidupnya digerogoti penyakit itu bapak masih berpikir kalo dia sakit maag kronis, setiap sakit hanya mengeluh hb rendah, perutnya sakit tapi ternyata bukan sekedar maag.
Hari-hari terakhirnya, yang kulihat perutnya semakin besar dan aku terus diminta mengelus perutnya, aku gatau kalo sebenernya bapak sakit gagal ginjal, hanya tau setelah dokter bilang harus cuci darah. Entah mau apa rasanya? Aku sudah hampa, aku kira pulangku pengobat rindu bapak, aku kira sakit bapak tak akan sampai membawa nyawanya pergi. Aku kira aku masih bisa balik setelah bapak pulang dalam keadaan baik-baik saja.
Hatiku hancur, saat tangan kananku lah yang jadi saksi terakhir bapak dalam keadaan kritis yang menyebabkan kondisinya terus menurun, saat itu aku berdoa kalo semisal bapak memang tidak berumur panjang, tolong dibawa sekarang karena aku sudah tak tega, ternyata benar siang itu bapak sudah memanggil nama mamak, aku gatau yang jelas apakah mbahku atau mamakku, intinya dia melihatnya.
Mudikku sia-sia, aku pulang tapi tak pernah ada yang menungguku lagi, aku pulang
Komentar
Posting Komentar